Tulisan menohok
tersebut saya baca saat menghadiri acara Yoga Festival di Lapangan Bhrahma,
kompleks Candi Prambanan, Sabtu, 12 Mei lalu. Kenapa menohok? Sebab, saya
merasa kebanyakan berteori daripada mempraktikkan yoga itu sendiri. Saya
membaca artikel, membeli buku panduan yoga, menginstal aplikasi yoga di ponsel,
tapi saya jarang mempraktikkannya. Terakhir saya melakukan yoga sekitar sebulan
lalu, saat camping di Pantai Watu Bolong, Gunungkidul.
Sore itu, ratusan orang dari berbagai komunitas yoga hadir memeriahkan acara Yoga Festival 2018. Melihat mereka, semangat saya untuk kembali beryoga mulai muncul lagi. Yoga is the journey of the self, through the self, to the self. Kalimat itu juga saya temukan di salah satu sudut lapangan tempat para peserta menggelar matrasnya.
Sudah cukup lama saya tertarik dengan yoga, tapi memang saya belum konsisten melakukannya. Pose atau asana yang mampu saya lakukan juga masih terbatas dan itu-itu saja, apalagi saya melakukannya hanya dengan panduan buku, video, dan aplikasi di ponsel. Padahal, manfaat yoga sangat banyak, terutama bagi wanita dengan siklus bulanannya.
“Riset yang dilakukan oleh Kiranti belum lama ini cukup menarik. Ternyata, ada banyak keluhan yang dirasakan oleh perempuan pada saat mentruasi, tidak hanya soal rasa nyeri, tapi ada juga permasalahan terkait kelelahan,” terang Harianus Zebua, Head of Corporate and Maketing Communication OT Group di acara Yoga Festival 2018, Sabtu lalu.
Saya sendiri termasuk wanita yang jarang mengeluhkan nyeri saat menstruasi. Tapi tak bisa diingkari bahwa saat mentruasi, saya menjadi lebih cepat lelah dan bahkan terkadang merasa kelelahan, meski aktivitas yang dilakukan sama dengan hari-hari biasa. Keluhan setiap wanita perihal mentruasi memang berbeda-beda.
Saya sendiri termasuk wanita yang jarang mengeluhkan nyeri saat menstruasi. Tapi tak bisa diingkari bahwa saat mentruasi, saya menjadi lebih cepat lelah dan bahkan terkadang merasa kelelahan, meski aktivitas yang dilakukan sama dengan hari-hari biasa. Keluhan setiap wanita perihal mentruasi memang berbeda-beda.
Gerakan yoga saat menstruasi |
Dulu, Emak di rumah sering membuatkan jamu kunir asam saat anaknya mengeluhkan sakit atau nyeri karena mentruasi. Rasanya pahit, tapi saya terpaksa meminumnya. Sekarang, minuman semacam itu sudah dikemas praktis oleh Kiranti dengan berbagai varian rasa yang segar dan nikmat. Dijamin tidak pahit. Hariaus Zebua menjelaskan bahwa Kiranti yang 100% terbuat dari bahan-bahan alami, seperti kunyit, asam, jahe, kencur, dan gula Jawa, mampu memberikan kesegaran bagi wanita yang sedang menstruasi agar efek dari siklus bulanan ini tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Sehingga, meskipun tidak mengalami keluhan nyeri haid, Kiranti tetap bisa diminum untuk menjaga kesegaran.
Tiga varian Kiranti |
Tak perlu khawatir untuk mengonsumsi Kiranti karena produk ini telah memperoleh sertifikat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Herbal yang Baik dan Benar) dan OHT (Obat Herbal Terstandar). Selain itu, Kiranti juga sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI (Majlis Ulama Indonesia). Saat ini, Kirain tersedia dalam tiga varian, yaitu Kiranti Sehat Datang Bulan Original, Kiranti Sehat Datang Bulan plus Juice, dan Kiranti Pegal Linu yang bisa diminum kapan saja untuk mengatasi pegal linu.
Mengonsumsi Kiranti tak hanya menyegarkan, tetapi juga sangat mudah, tinggal teguk langsung dari botolnya. Tapi, yang masih susah adalah konsisten melakukan yoga. Padahal, keduanya adalah kombinasi yang cocok untuk menjaga kesegaran di tengah aktivitas yang cukup padat.
Hmm, sepertinya saya perlu sering-sering membaca quote di awal tadi seraya bertanya kepada diri sendiri, “Kapan mulai yoga lagi?”
Wkwkwkw.. jangan nunggu ada festival yaaaa
ReplyDeleteHahaha... konsisten itu susaaah banget.
DeleteAku juga lakukan gerakan gerakan yoga itu
ReplyDeleteAku juga, kadang, tapi banyak malesnya. wkwkwk
Delete