Sebenarnya, saya bukan pencinta pizza, bukan pula penggemar gudeg. Selama 5 tahun di Jogja, terhitung 2 kali saya membeli gudeg, itu pun karena menemani sahabat dari luar kota yang ingin mencicipi gudeg. Lidah Jawa Timur saya kurang cocok dengan cita rasa manis yang dominan pada gudeg
Sampai akhirnya,
saya menemukan perpaduan unik antara kuliner lokal-tradisional dengan makanan western; pizza gudeg. Hmm.., seperti apa, ya?
Tepat di samping
tempat parkir di kompleks wisata Taman Sari, sebuah kedai pizza berkonsep
garden resto berhasil menarik perhatian saya. Heavenly Pizza, demikian namanya.
Begitu memasuki halaman, suasana asri nan hijau langsung terasa. Anggrek ungu
di sudut taman sungguh indah dipandang. Tanaman-tanaman di dalam pot gantung
juga tak kalah semarak menghiasi kebun yang menghijau.
Seperti tujuan
utama, saya ke sini untuk mencoba pizza gudeg. Setelah menunggu sedikit lama
banyak laparnya, seloyang pizza telah siap dinikmati. Harganya 59 ribu rupiah. Khusus
pizza gudeg ini hanya tersedia ukuran large, tapi pizza lain bisa
dipesan baik dalam ukuran slice,
medium, maupun large.
Awalnya saya tidak menaruh espektasi tinggi pada pizza gudeg ini, karena
pada dasarnya saya bukan penggemar gudeg. Tapi ternyata, gudeg yang menjadi topping
tidak terlalu manis, potongan-potongan telur bacemnya juga enak. Ada sedikit
suwiran ayam dan sambal krecek dalam gudegnya. Ada perpaduan rasa manis,
sedikit pedas, dan gurihnya keju yang meleleh. Enak! Saya yang tidak suka gudeg
seperti menemukan cara lain yang asyik untuk menikmati gudeg.
Roti pizza-nya crunchy namun tidak alot. Semua dipadukan dengan
pas. Rating-nya..., bolehlah saya kasih 4 dari 5 bintang (kayak Goodread
aja). Tapi ini subjektif lo, kembali ke selera masing-masing. Tapi setidaknya,
2 teman yang makan bareng saya juga bilang pizza gudeg ini enak banget. Buat kamu
yang perfeksionis untuk urusan pizza, bisa jadi nggak setuju dengan penilaian
saya. Tapi kuliner unik ini layak banget dicoba. Worth to try!
Satu hal yang membuat saya “agak” kecewa adalah mint tea-nya (6 ribu
rupiah per gelas). Masa daun mint-nya cuma 4 lembar! Ini mint tea,
bukan poligami. Wkwkwk.... Padahal pot-pot gantung di kebun bisa juga lo
ditanami pohon mint.
Next time kalo ke sana lagi,
mungkin saya harus bawa daun mint sendiri, kebetulan di kos punya banyak
daun mint. Hehehe....
Meski kecewa dengan mint tea-nya, saya tetap bahagia karena selama
nongkrong di Heavenly Pizza, lagu-lagu yang diputar adalah lagu-lagu kesukaan
saya, mulai lagunya Float, Banda Neira, sampai Payun Teduh. Aih..., suasana
makin teduh jadinya.
Alamat: Komplek, Jl. Taman Sari No.1/310,
Patehan, Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55133, Indonesia
Instagram: @heavenlypizza_jog
di Gresik, pizza bandeng. disini ada pizza Gudeg, harus cobain klo kesana.
ReplyDeletekarena di Indonesia daun minth mahal kakak... opo maneh daun corriader
Di India, daun mint seikat 10 rupees udah banyak banget. Kalo daun ketumbar (corriander) sering kubuat lalap atau campuran salad, di Indonesia belum pernah ketemu daun ketumbar.
Delete