Hidup adalah tentang
berani bertualang atau tidak sama sekali, demikian kata Hellen Keler. Petualangan
itu bisa dirasakan dengan melakukan perjalanan atau traveling, seperti yang
dilakukan oleh Ayu saat mengunjungi India beberapa waktu lalu.
Tentu saja, Taj Mahal
menjadi tujuan wajib yang selama ini diimpikan oleh Ayu. Sebelum berangkat, ia
telah menyiapkan segalanya, mulai tiket pesawat ke New Delhi hingga hotel di kota
Agra. Bagi Ayu yang menyukai traveling, ia sangat terbantu dengan online booking, baik untuk tiket maupun
hotel. Pembayarannya pun bisa menggunakan kartu debit atau kredit. Tak perlu
pakai uang cash. Semua bisa diproses
secara online hanya dengan “the power of debt/credit card”.
dokumetasi pribadi |
Lain lagi dengan
cerita Sam, meski masih sama tentang cerita perjalanan. Sepulang dari Thailand,
saat pesawatnya baru landing di
bandara, Sam terkejut karena dompetnya tak lagi ada di dalam tas. Entah jatuh,
dicopet, atau tertinggal di mana, ia tidak tahu. Dompet berisi kartu ATM, KTP,
dan sisa baht yang sedianya akan ia
tukar ke rupiah telah lenyap, padahal ia butuh uang untuk ongkos taksi atau
ojek dari bandara ke kontrakannya.
Sam mengecek
saldonya di aplikasi ojek online yang
ternyata masih sangat cukup untuk ongkos sekali jalan. Jadilah ia pesan ojek online tanpa harus membayar secara cash. Transaksi nontunai seperti ini sangat
memang sangat membantu, terutama dalam kondisi sulit di mana tak ada uang cash sama sekali.
youtube.com |
Dua ilustrasi di atas
merupakan contoh transaksi nontunai atau transaksi tanpa menggunakan uang cash. Smart money wave! Pemerintah sendiri, melalui Gubernur Bank
Indonesia Agus D.W. Martowardojo, pada Kamis, 14 Agustus 2014 di Jakarta secara
resmi mencanangkan “Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)”.
“GNNT ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai,
sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang lebih
menggunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya
dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya,” demikian disampaikan Agus
D.W. Martowardojo dalam sambutannya.[1]
Dalam hal traveling,
transaksi nontunai memiliki manfaat yang sangat banyak. Tak hanya praktis
karena kita tak perlu menggunakan uang cash,
tetapi juga efisien. Bayangkan jika harus membawa segepok uang ke sebuah agen
travel untuk membayar tiket pesawat atau hotel yang kita pesan! Bayangkan juga
jika kita tinggal mengetik sejumlah nominal di aplikasi m-banking, lalu mentransfer ke agen travel untuk pembayaran tiket
pesawat atau hotel. Mana yang lebih praktis dan efisien? Tentu saja yang kedua!
Selain untuk
pemesanan hotel atau tiket, saat ini juga sudah banyak tempat wisata yang
menjual tiket secara online. Lagi-lagi,
traveler dimudahkan dengan transaksi
nontunai semacam ini. Tak perlu ngantre lama untuk beli tiket masuk. Bahkan,
saat akan naik Trans-Jakarta atau Trans-Jogja, kita juga bisa bertransaksi
nontunai, jadi tidak perlu repot menyiapkan uang pas atau menunggu petugasnya
mencari uang kembalian.
Ingin makan atau
belanja souvenir untuk oleh-oleh? Manfaatkan saja kartu kredit atau debit untuk
membayar. Sudah banyak kan restoran terkenal dan pusat oleh-oleh yang menerima
pembayaran dengan dua kartu tersebut? Pastinya!
Traveler tak perlu membawa segepok uang
saat traveling. Selain berat di dompet, pastinya juga kurang aman, baik dari
ancaman pencopet, perampok, maupun peredaran uang palsu. Maka, smart money-lah solusinya. Sebab, uang digital
tidak bisa dipalsukan. Transaksi juga lebih transparan dengan melakukan transaksi
nontunai.
Bagi yang gemar traveling ke luar negeri, penggunaan international card tentu sangat
dibutuhkan. Tak perlu repot mencari atau mengantre di money changer, kita tinggal sodorkan kartu. Lalu, transaksi pun
diproses dan secara otomatis mesin akan mengonversi mata uang sesuai negara
yang kita kunjungi. Lagi-lagi, ini praktis sekali dan lebih aman dari ancaman scammer (penipu) yang modusnya menawarkan
jasa penukaran uang asing kepada wisatawan asing.
Sebagai generasi di
zaman yang semakin berkembang dan semua menjadi serbadigital, setiap orang
dituntut untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut, termasuk dalam
hal traveling. Ucapkan selamat
tinggal pada antrean yang mengular demi membeli tiket, jadilah dari less cash society dengan menjadi smart traveler yang menggunakan smart money.
Happy
traveling and be less cash society!
No cash itu paling ampuh untuk menghalau rayuan mbak kasir yang bilang, "kembaliannya boleh disumbangkan?"
ReplyDeleteOke aku emang pelit hahaha