Pergi ke Jogja
adalah caraku menertawakan kesibukan orang-orang di Jakarta, kata Sudjiwo
Tedjo. Tapi sekarang, Jogja sudah mulai men-Jakarta. Macet dan ingar-bingar
kota sudah akrab dengan Jogja, bahkan tak hanya di akhir pekan, tetapi juga
hari-hari biasa. Saat mulai lelah dan bosan dengan nuansa perkotaan, kita butuh
tempat sebagai “pelarian” untuk sejenak me-refresh pikiran. Dan, inilah
tempat yang menjadi pilihan saya sebagai “pelarian” di akhir pekan kali ini; Joglo Pari Sewu.
Gerimis tipis
menyambut kedatangan saya di sebuah bangunan berbentuk joglo. Bunga-bunga yang tumbuh di
pot gantung turut menyemarakkan keasrian tempat ini. Meja kursi tertata rapi,
dua di antaranya telah terisi. Di tengah ruangan, seperangkat meja dan kursi
anyaman memberi kesan vintage serta homy. Gemercik air sungai di
sebelah joglo seolah menjadi backsound yang khusus dipersambehkan dari
alam. Asri, tenang, dan nyaman, itulah kesan pertama saat menginjakkan kaki di
sini.
Saya memilih
meja paling pinggir, lalu memesan makanan. Es krim batok menjadi salah satu
pilihan saya. Ya, es krim yang lembut dengan potongan buah (stroberi dan
nanas), choco chrunc, marsmellow, topping Oreo dan astor itu disajikan dalam
sebuah mangkuk yang terbuat dari batok kelapa. Gerimis tipis yang masih turun
membawa hawa sejuk tak mengurangi nikmatnya es krim yang lumer di mulut. Cukup
merogoh kocek sebesar 15 ribu rupiah untuk menikmati es krim ini.
Setelah
menandaskan es krim, mendoan pesanan saya datang. Sedangkan, teman saya memesan
pisang jari. Lima potong mendoan dan sambal kecap tersaji di piring. Masih
hangat. Lima ribu rupiah, harga untuk mendoan ini. Sayangnya, untuk lidah Jawa
Timur saya, mendoan ini kurang asin.
Berikutnya, pisang jari pesanan teman saya
juga disajikan dengan sambal nikmat berbumbu gula Jawa. Pisangnya pas, tidak
mentah dan tidak terlalu matang. Ada sensasi manis pedas saat dicocol sambal.
Harganya 7 ribu rupiah untuk tiga potong pisang jari yang lumayan besar plus sambal.
Terakhir, saya
memesan mint tea, yaitu teh dengan variasi daun mint serta jeruk
nipis. Cukup lima ribu rupiah untuk segelas jar mint tea yang manisnya
pas, plus sensasi segar dan semriwing dari daun mint serta jeruk nipis.
Pertanyaannya, adakah fasilitas wifi di sini? Hmm…, saya tidak
sempat bertanya kepada pihak pengelola. Saya juga tidak sempat mengecek koneksi wifi
di hp saat itu. Tapi jangan khawatir, kalaupun tak ada wifi di tempat ini, justru
kita bisa tetap terkoneksi; dengan alam, lingkungan, gemercik air, dan tentu
saja menikmati obrolan penuh keakraban bersama orang yang berhadapan langsung
dengan kita, bukan dengan orang yang jauh di sana.
Untuk menuju
Joglo Pari Sewu memang butuh kejelian, karena lokasinya mblusuk di
pinggir sungai. Tapi semua itu terbayar saat kita bisa merasakan nikmatnya
hidangan tanpa MSG yang dipadukan dengan keasrian alam.
Rute: dari perempatan lampu merah
Tajem ke timur, Indomaret pertama ke utara-makam belok ke timur-poskamling ke
utara, ikuti terus sampai ketemu jembatan. Info lebih lanjut, hubungi 081347906126 atau follow IG @jogloparisewu
Jam buka : 09.00-17.00
noted it.
ReplyDelete