Selain
dikenal sebagai kota apel dengan udaranya yang dingin, Batu juga memiliki
wisata alam berupa air terjun atau yang lebih sering disebut dengan istilah coban.
Salah satu coban yang sempat saya kunjungi beberapa waktu lalu bersama teman-teman KBMR (Komunitas
Backpacker Malang Raya), adalah Coban
Watu Ondo yang terletak di lereng Gunung Welirang.
Hawa dingin seketika menyambut kami saat tiba di kota
Batu. Namun perjalanan belum sampai di tujuan. Dari kota Batu, kami mengarahkan
kendaraan ke Selecta, hingga bertemu pertigaan, lalu kami ambil arah ke Cangar
atau jalur ke Mojokerto. Pemandangan di kanan kiri jalan dipenuhi dengan kebun
sayur-sayuran, apel, serta stroberi (sumpah, ngiler banget). Sangat menyegarkan
mata yang sehari-hari tak lepas menatap layar komputer.
Kapan ya punya kebun sayur kayak gini? |
Hayoo... sapa mau selfie di sini? |
Sampai di pemandian air panas Cangar, kami terus
mengikuti jalan beraspal yang penuh tanjakan dan tikungan tajam. Pemandangan bukan
lagi kebun sayur dan buah, melainkan hutan yang rimbun nan hijau, yaitu Hutan
Lindung Raden Soeryo. Tak lama kemudian, kami sampai di tujuan begitu terlihat
papan nama Air Terjun Watu Ondo.
Sebuah warung kecil di dekat parkiran menggoda kami lewat
aroma gorengan yang menyatu dengan udara dingin di lereng Gunung Welirang. Uang
sepuluh ribu yang kami tukar telah menjelma sekresek gorengan beraneka macam. Cocok
dinikmati di tengah udara dingin seperti ini. Setelah membayar tiket masuk
sebesar lima ribu, kami turun ke lokasi air terjun.
Abaikan modelnya, tapi jangan abaikan warning-nya. |
Untuk menuju air terjun, kami harus berjalan kaki melewati
jalan berbatu yang berbentuk tangga. Dari sinilah air terjun ini dinamakan Watu
Ondo yang berarti tangga batu. Tak lebih dari sepuluh menit, kami telah sampai
di lokasi air terjun. Udara semakin dingin dan matahari bersinar malu-malu. Begitu
menyentuh air yang mengalir di antara bebatuan, nyess… sensasi dingin
menyapa telapak kaki.
Hati-hati, batunya agak licin. |
Ada dua air terjun di Watu Ondo, sehingga air terjun
ini juga disebut Coban Kembar Watu Ondo. Air terjun pertama lebih tinggi dengan
karakteristik air yang langsung jatuh dan membentuk aliran-aliran kecil di
antara bebatuan.
Air terjun kedua lebih pendek dengan kemiringan
sekitar 75º yang mengalir di atas batu besar. Alirannya kecil dengan ricik yang
jatuh membentuk kolam kecil di bawahnya.
Kedua air terjun Watu Ondo dikelilingi pepohonan yang
dahan-dahannya terkadang digunakan oleh para kera untuk bermain-main. Saat itu
kami juga mendapati beberapa ekor kera yang bergelantungan di atas pohon.
Air terjun yang masuk dalam kawasan hutan lindung ini
merupakan air terjun yang masih alami, sepi, dan jarang dikunjungi. Bahkan meski
kami datang saat long weekend, namun hanya ada beberapa pengunjung yang
bahkan bisa dihitung dengan jari. Jadi, tempat ini memang cocok untuk menyepi
dan kontemplasi sambil menyesap hangatnya kopi.
Jangan lupa, cukup jejak langkahmu yang tertinggal,
sampahmu jangan!
Selamat menjejak!
Yogyakarta, Desember 2015
Mbak mau tanya, watu ondo ini apa dekat dengan pantai watu ulo ya? kok hampir mirip namanya.
ReplyDelete